Sedikit Perjalanan Tentang Kamu... tentang Aku... Tentang Kita... Tentang Cinta...

Kamis, 31 Juli 2008

DESIRE

Dua perempuan saling bercinta
bagai sepasang ular melakukan ritual persenggamaan

Lihat... mereka terperangah oleh aroma gairahnya,
begitu lembut seperti lapisan awan tak terjamah...
begitu panas seperti bara duniawi

Lalu kudengar bisik Sang Dewi Pembidik Asmara,
"Cinta adalah ruh-ruh tak berkelamin yang berlari liar
dan kupasung dengan anak panahku...
ke dalam geloranya".

PUISI UNTUK MU

Aku pernah singgah di sini, di persimpangan antara raga dan atma. Di situ ada orang-orang yang sibuk menganyam determinasi sambil menjejalkan atma ke dalam serat suci. Bisakah kau membayangkan ketika atma dimaknai serupa aksara, maka sang serat suci pun tidak pernah tuntas memahami atma?

Di perjalanan sebelah sana, aku singgah di antara rasa, raga dan atma. Di situ ada seorang perempuan dengan bibirnya yang selembut awan dan telaga di matanya. Pernahkah kau menyentuh awan dan berendam di kedalaman telaga? jika pernah, dapatkah kau mengatakan, siapa yang berperan di situ, rasa di raga atau rasa di atma? lantaran kolaborasinya menciptakan sensasi, dan kuakui... aku limbung karenanya...

(Sun Apr 20, 2008)

Aku... Perempuan !

aku manusia aku juga perempuan

sebagai manusia aku kehilangan hakku hanya karena aku perempuan.
sebagai perempuan aku inferior hanya karena aku dianggap pelengkap.
rahim ku dianggap hanya sebagai alat prokreasi mereka.

kata mereka aku adalah makhluk kelas dua.
mereka konstruksikan 1001 hal yang boleh aku lakukan dan yang tak boleh aku lakukan.
aku menjadi jalang ketika aku sadar hak atas tubuh ku.
mereka panggilku ku liar hanya karena aku mendobrak konstruksi sosial yang mereka tuliskan untuk ku.
nilaiku hanya diukur dari keperawananku.

padahal... aku sebagai perempuan, hanya objek bagi mereka, ketika aku memutuskan menjadi subjek... aku bersalah

mereka wajibkan aku menutup auratku... agar mereka, tidak terangsang melihatku... bodoh...
mengapa tidak mereka saja yang mencongkel matanya atau membersihkan otaknya?
mereka menyunat klitorisku agar aku tidak menjadi binal katanya... lucu...
apakah aku tidak berhak menikmati kenikmatan seksual sama seperti mereka?

ketika aku harus menafkahi keluarga ku dan aku hanya mempunyai satu pilihan...
mereka menggembok celana dalam ku... tolol...
kenapa kau tidak potong saja penis mereka yang datang... agar mereka tidak menyuruhku mengoral mereka ketika tahu celana dalam ku digembok?

mengapa kau memberi mereka hak untuk berpoligami... menyakitiku dan anak-anakku...
lalu aku, sebagai perempuan, tidak punya hak poliandri

mereka berhak atas pekerjaan yang bersifat publik, sedangkan aku, hanya berhak pekerjaan yang bersifat domestik.

selalu ada pertanyaan tertinggal... mengapa mereka dan mana hak ku?

jangan kau lupa sesuatu...

aku perempuan aku juga makhluk Tuhan yang sama seperti mereka.
mereka bisa menekanku bahkan membunuhku,
tapi tak kan kubiarkan mereka merampas hak atas tubuh ku...
aku sadar tubuh ini adalah milikku bukan milik ayahku/suamiku/kakak laki-lakiku... dan sepenuhnya... tubuh ini adalah hak ku !
sekali lagi kuteriakkan dimuka mu... aku perempuan aku juga manusia
(salamku untuk budaya patriarki)

Rabu, 30 Juli 2008

datang untuk pergi

aku pernah mengenal seorang perempuan

dia sangat tampan dan lembut...

aku mengenalnya ketika aku sedang belajar menyanyikan hidupku.

dia sempat mengajariku memetik gitar kehidupan dengan nada cinta sehingga tercipta lagu kebahagiaan.

dia lalu pergi sambil membawa serta lagu tersebut dengan menyisakan alunan kesedihan,

namun aku sadar,

alunan tersebut juga bagian dari lagu yang sempat kami nyanyikan di kursus singkat musik hidupku.


Ps :

Uh jadi ingat waktu bikin puisi ini (tapi ga ingat tanggal persisnya bikin puisi ini) , at that time, i realise, i fall in love... deeply fall in love. Love U {B}

Rabu, 25 Juni 2008

farewell

perempuanku-izinkan ak bercerita tentang cinta sebelum pergi.

ak tak mengerti banyak ttg cinta, tapi ak tau, sekarang ak sedang menelan rindu sambil mengubur sebuah hati yang luka bersama mimpi-mimpi yang sempat ingin ku bangun bersamamu.

perempuanku-ak pergi-membawa ransel berat berisi harapan akan mimpi baru menelusuri sebuah jalan gelap tanpa mau lagi menoleh ke belakang sambil menelan pahitnya cinta yang memudar.
karena ak tau, diujung jalan ini-berdiri seorang perempuan yg tak ku tau siapa namanya, tak pula ku tau rupanya.

perempuanku-ini kali terakhir ak berbicara ttg hati yg sedang kukubur kpadamu. ini juga puisi terakhir yang kutulis untukmu.

waktu-hanya itu yang kubutuh utk mengobati lukaku.

ak pergi-ak pasti akan merindu akn cintamu.

selamat tinggal perempuanku.


Ps :
tulisan ini lahir waktu perempuanku lagi pergi ke luar kota dan we had a fight... peace donk, jangan berantem pas lagi jauh ah...

Jumat, 16 Mei 2008

Tuk Mama...

perempuan itu duduk dengan perasaan sakit yang berkecamuk dalam prosesnya memahami luka yang telah dia torehkan sendiri dengan begitu dalam.

dari luka itu darah terus menerus menetes ketika kami duduk berhadapan... kami begitu dekat namun hati kami begitu jauh... teringgal di persimpangan ketika kami memutuskan untuk memmlih jalan yang berbeda.

ketika aku sibuk menjelaskan pada mu tentang hak ku, kau pun sibuk menjelaskan tentang hak mu...

huffff...

aku tau ketika aku membicarakan hak ku, mungkin akan berseberangan dengan hak mu...
tapi bukankah hal yang sama dengan terjadi juga pada diriku..??

hak mu... apakah kau benar2 tau hak mu?

aku sibuk bertanya,
kenapa kau sibuk mencari kebahagiaanmu? sementara kau tidak tahu apa kebahagiaanmu?
bagaimana rupa kebahagiaanmu? apa rasa kebahagiaanmu?
tak sadarkah kau telah menggadaikan kebahagiaanmu sendiri jauh sebelum kau mengenalnya?

aku terus menerus bertanya,
kenapa kau harus terbelenggu didalam pemikiran orang ketika kau memiliki pikiran sendiri?
kenapa kau membiarkan perasaan kau terikat pada perasaan orang ketika Tuhan memberikan kau perasaan sendiri?
kenapa kau harus berjalan di atas kehendak orang ketika kau punya kehendak sendiri?

tak sadarkah kau, kau telah mengikat jiwa dan ragamu sendiri pada sebuah rantai panas dan membiarkan sebuah pedang menusuk mu terus menerus?

aku telah berdamai dengan diriku sendiri... tak dapatkah kau melakukan hal yang sama?

ketika aku membisikan kata "aku mencintai mu", bukan berarti aku harus membakar cintaku pada diriku sendiri pada sebuah anglo kecil yang berbahan bakar cinta mu.

(ini bukan puisi... ini hanya jeritan hati seseorang manusia yang mencintai manusia lain dengan sepenuh hati. dan cinta itu telah menancapkan satu kecil paku di dalam hati ku hari ini.)

PS:
Tuk Mama... apapun orientasi seksualku, mungkin itu menyakitkan untukmu, tetapi aku akan selalu menyayangimu...


Rabu, 14 Mei 2008

Untuk Perempuan Yang Sempat Singgah

Aku mencintai perempuanku
Perempuanku sangat elok,
Dia mampu membalut keindahan dngn kekuatan dan kemandirian.
Aku mencintai kecantikan dan kelembutannya yang ia kemas dgn kejantanan dan ketampanan.
Aku mengagumi perempuanku.
Perempuanku adl makhluk yg ingin kupeluk ktika ku tdr,dan kukecup ketik ku terbangun
Cintaku utk perempuanku tdk terbatas langit dan samudra.
Perempuanku sumber kekuatanku
Setiap nafas yang dia berikan memberi ku kekuatan.
Sebuah kekuatan yang membuatku terbangun ktika ku terjatuh dan tersenyum dlm perihku.
Perempuanku bukan Tuhanku,
Dia hanyalah maha karya indah dari keagungan Nya
Cinta yang dlm tlah Tuhan tiupkan ke dlm jiwaku,
Walau perempuanku bukan milikku.

Ps:
Tulisan ini ku persembahkan utk perempuanku,
Yg menari gemulai di dlm imajinasiku,
Perempuanku yang tak pernah kumiliki,
Sebuah cinta yang sudah berakhir sebelum sempat dimulai,
Sebh kerinduan utk bayangan semu yg tak dpt ku raih,Dan utk perempuanku yg tak kan pnah membaca tulisan

-M-